SOPPENG.THEHEADLINE.ID----SDN 20 Totakka, sebuah sekolah penggerak di Kelurahan Bila, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng, menyimpan kisah inspiratif sekaligus tantangan.
Keinginan kuat untuk menjadikan perpustakaan sebagai pusat pembelajaran dan pengembangan minat baca siswa dan guru terhalang oleh kondisi gedung yang memprihatinkan.
Gedung perpustakaan yang dibangun sejak tahun 2008 kini mengalami kerusakan parah.
Plaster dinding dan bagian lain bangunan mulai lapuk, mengancam keselamatan siswa. Akibatnya, pihak sekolah terpaksa memanfaatkan Cafe Literasi yang telah dibangun sebelumnya sebagai ruang baca alternatif.
Kepala SDN 20 Totakka, Sahria, mengungkapkan keprihatinannya.
"Gedung perpustakaan sudah tidak layak pakai. Kondisi bangunan yang membahayakan siswa memaksa kami untuk memindahkan kegiatan perpustakaan ke Cafe Literasi," ujarnya.
Namun, permasalahan tidak hanya berhenti di gedung perpustakaan. SDN 20 Totakka juga membutuhkan gedung baru untuk UKS (Unit Kesehatan Sekolah), kantor kepala sekolah dan guru, serta perbaikan pagar sekolah, WC, gedung laboratorium, dan rehabilitasi ruang kelas.
Meskipun menghadapi kendala infrastruktur yang cukup serius, semangat SDN 20 Totakka untuk menjadi sekolah penggerak tetap menyala.
Sekolah yang dihuni oleh 5 ASN, 4 P3K, dan 3 tenaga honorer ini telah empat tahun mengibarkan bendera sebagai sekolah penggerak.
Setiap tahun, pihak sekolah konsisten mengajukan proposal bantuan melalui Musrenbang Kelurahan untuk memperbaiki fasilitas sekolah.
Kisah SDN 20 Totakka ini menjadi pengingat penting akan peran pemerintah dan masyarakat dalam mendukung pendidikan.
Semoga harapan SDN 20 Totakka untuk memiliki fasilitas belajar yang layak dan aman segera terwujud, sehingga cita-cita menumbuhkan minat baca dan menulis dapat dicapai sepenuhnya.
Semoga semangat dan dedikasi para guru dan tenaga kependidikan di SDN 20 Totakka tetap menyala, menginspirasi sekolah-sekolah lain untuk terus berjuang meningkatkan kualitas pendidikan.
Penulis: Cc@ye